Sabtu, 23 Juli 2011

kesatu, kedua, dan ketiga, kotak itu adalah saksinya



kesatu adalah pencarian seseorang yang penuh rasa ingin tahu
dengan beban yang banyak tetapi cuma berbekal nekad dan kepongahan
hasil kesatu adalah sedikit keyakinan dan rasa ragu serta gugatan disana sini
tangisan pilu, duka, marah, malu, kesal dan sesal...
perih karena luka lama terbuka kembali
mengoyak hati seorang anak kecil yang malang kemudian menjadikannya berdarah-darah
tindakan demi tindakan dilakukannya tetapi tak sepenuhnya yakin
bahkan kawannya mengatakan dirinya buta, karena tak mampu melihat keindahan itu
bagaikan raga tanpa jiwa, tak tahu kebenaran atau kebatilan ditelannya mentah-mentah
bahkan yang jelas-jelas batil pun ia tak mampu membedakan
jatuh dan jatuh lagi dalam kubangan dosa
hanya rahmat Tuhan yang mampu menariknya kembali
kembali kepada kesadarannya...

kedua hanyalah sekelebatan bayangan diantara kotak kotak
tak jelas apakah ia manusia atau makhluk jadi-jadian
datang ketika yang lain sedang bergegas untuk pergi
dia kehilangan kemeriahan pesta, kehilangan banyak
tapi lagi lagi Tuhan maha pemurah
Dia mengajarinya cara yang benar
memberinya vitamin agar tubuhnya lebih kuat

ketiga adalah pertaubatannya yang indah
kembali pada tangisan...
antara sakit dan syukur
seperti dioperasi tanpa anestesi
dia melihat semuanya, racun itu benar-benar dibuka
sepanjang hidupnya dari waktu ke waktu semuanya nampak
dari sinar gama hingga gelombang radio
satu pesan
kalau mau menerima maka tangan harus terbuka
tak bisa menerima dengan tangan tergenggam
maka lepaskan semuanya

Minggu, 17 Juli 2011

percikan air buat tanaman malam ini biar segerrr

Orang yang pengalaman-pengalaman mistiknya telah menjadi dasar bagi “keyakinan langsung” tidak memerlukan penjelasan-penjelasan ilmiah, karena “ada suatu batas yang ditarik di mana akal harus berhenti, sementara sufi yang mencapai keyakinannya langsung melalui pengalaman batin akan melampauinya” (Ibn ‘Arabi, FaH, h.162)

Namun untuk semua itu, upaya-upaya pemahaman rasional seperti itu juga layak dalam pandangan islam, karena Al Quran menganjurkan kita untuk melakukan penelitian ilmiah (Tanda-tanda itu terdapat di dalam alam). Semakin banyak melakukan penelitian empiris, akan semakin besarlah kesadarannya mengenai Tuhan, bagaimanapun : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri) (QS 41: 53)

Seperti yang guruku selalu bilang “risetlah” “coba” dan semua akan terbukti.