Minggu, 14 Agustus 2011

TANPA JUDUL

malam-malam melaju dijantung kota dengan perasaan kecewa
merasakan angin yang menembus hingga ke tulang sumsum
adrenalinku naik sampai keubun-ubun
seperti setan yang lari tunggang langgang dikejar panah api sang wali
merasakan maut tinggal sesenti lagi
cuma pengen ngebut doang titik
yang harus terjadi terjadilah

tak ada lagi yang tersisa
air matapun sudah gak penting lagi
sepatah katapun tak sanggup tuk keluar karena tercekat ditenggorokan
kenapa harus berharap lagi
kenapa harus tidak berharap lagi
mana yang benar, peduli setan

seperti diikat diatas balok kayu lalu dibuang ketengah lautan
terombang ambing dilamun badai
cuma antara aku dan Engkau
berbuatlah sesukaMU
karena aku tak berdaya
sakit sudah menjadi temanku sejak lama

sudahlah, aku pasrah
terserah Engkau saja
aku memang nista
penuh noda
tak pantas hamba sahaya kurang ajar pada tuannya

kenyataan memang pahit
apalagi didepan mata, jelas banget
dunia ini memang penuh dengan misteri
kuatkan aku... kuatkan aku melaluinya
yang penting sampaikan aku padanya